fanfiction

LIFE : We Are Family, Aren’t We? | final

Scriptwriter :  shopie-ns ||  Main Cast: Lee Hyun Woo (actor) | Lee Donghae (Suju) | Sandara (2ne1) || Nam Ji Hyun (aktris) || Support cast :    Your imaginations || Genre : Family, Brothership, Friendship, Romance || Duration: chaptered || Rating : R12 || Poster by : Mona

we are family, arent we

Summary

Setidaknya kita harus menyelesaikan apa yang kita mulai bukan? Keluargaku salah satunya, kompetisi salah duanya.

-Donghae & Hyunwoo

Prologue | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6


Donghae POV

Aku terbangun dengan kompresan basah di kening. Terimakasih ji.

Tadi malam aku membuatnya tak bisa tidar untuk mendengar ceritaku.

Aku tidak pernah tahu terbuka bisa semudah ini, tidak sebelum aku mengenalnya,. DIa berhasil membuatku menceritakan hal yang paling anti aku bicarakan selama ini. Dia membuatku mengulang kejadian 4 tahun lalu.

“Kau tahu rasanya seperti apa mengetahui ayahmu mengkhianati ibumu?” Kataku membuka kalimat setelah bermenit-menit berlalu dengan hanya saling bertukar pandang.

“Dan lagi, ia membawa anaknya -anak dari istri lainnya- untuk ibumu rawat” Mataku semakin menerawang tak lagi melihat kearahnya.

“Kau tahu, rasanya dikhianati orang yang sudah kau anggap adik kandung?” “Bagaimana mungkin bocah itu menyebarkan gossip murahan tentangku?” Nada bicaraku meninggi. Aku tak bisa menahan emosi tentang ini.

“Jadi mulai hari itu, aku putuskan persaudaraan kami.”

“Kalau ia memang tidak ingin menganggapku untuk apa kami saling mengenal? Untuk apa kami bicara? Untuk apa panggilan hyung?”

“Ah, jadi itu alasan isi perjanjianmu oppa?” Jihyun akhirnya mengeluarkan suara. Tapi dari mana dia tahu? Ah, tidak. Sejak kapan dia tahu?

Aku lebih memilih memandangnya penuh tanya dibanding langsung menjawabnya. “Hm, hyunwoo baru sore ini menceritakanya oppa…” jawabnya pelan tanpa berani membalas tatapanku.

Aku mengangguk. Membenarkan pertanyaannya.

Malam itu, aku ceritakan semua kekhawatiranku, dan bahkan rasa cemburuku.

Aku tak tahu sejak kapan, tapi begitu aku sadar Ji sudah merebahkan kepalanya. Ia tertidur dengan kompresan ditanganya. Gadis ini…

~ ~ ~

Bagiku, tak mungkin membawa dia ke kamarnya yang artinya memasuki kamarnya tanpa izin. Aku memilih untuk membawanya naik ke ranjang di kamar ini, dan aku pindah tidur ke sofa di ruang tamu. Sekilas kulihat pukul 3 pagi. Ah, pantas saja…

~Skip time~

Aku  terbangun sekitar pukul 8.

Seharusnya aku pergi sekolah!

Ji?  Begitu aku lihat kekamar dia sudah tidak ada. Dia malah meletakkan sebuah catatan kecil di meja ruang tamu “Ka Donghae, jangan sekolah dulu. Istirahatlah”

Baiklah, aku aku turuti perintahmu, Bu Dokter haha

Kriuuuuuuk~

Suara yang berasal dari lambungku seolah menyadarkan bahwa sejak kemarin aku belum memasukkan apapun ke dalam perutku. Mungkin tidak apa-apa kalau aku memasak di sini kan?

Tapi kemudian aku menemukan catatan lain di depan kulkas “Aku sudah membuatkanmu bubur, makan yang banyaaaak!!!!!” Hih, siapa dia memerintahku. Tanda serunya banyak banget! Dasar Bu Dokter.

Tapi tanganku membuka penutup di meja makan tepat di seberang kulkas, aromanya saja membuat saliva di  mulutku bertambah banyak seketika.

Selesai membereskan urusan perut dan keperluan lainya. Aku baru sadar di dalam apartemen ini banyak sekali foto jihyun dan hyunwoo. Hanya sedikit foto keluarga yang dipajang disana. Hyunwoo kelihatanya banyak menghabiskan waktu dengan Ji, kalau saja hubungan ku dengan hunwoo baik mungkin aku dan dia akan punya foto yang lebih banyak.

1

Bj_XBCWa_CMAAJC_z_jpg_large

“Ah, anak itu masih main gitar rupanya?” Ternyata mereka memang sering main musik bersama, pantas saja Ji mengajaknya.Seperti seorang partner.

Aku jadi teringat Dara, dia sedang apa ya? Apa dia tidak khawatir aku tidak sekolah? Sayang sekali HPku mati, sepertinya kehabisan baterai. Entah sejak kapan.

“Ckrk” Suara pintu dibuka.

“Itu pasti ji!” aku bergegas ke depan berniat menyambutnya.

End of Donghae POV

~ ~ ~

Jihyun POV

“Kau masuklah dulu, aku mau membuang sampah itu” Kataku sambil menyerahkan kunci apartemenku.

Jujur saja sebenarnya  aku sengaja meninggalkan mereka berdua. Semoga saja begitu aku kembali mereka sedang berpelukan :pppp

~Skip time~

Pintu sudah terbuka, kulihat sepatu hyunwoo juga sudah terparkir. Yes! Tapi kenapa sepi sekali?

Pemandangan yang aneh. Kedua lelaki itu duduk bersebrangan dengan gaya canggung satu sama lain. Sampai aku mengatakan “Annyonghaseo”

Keduanya tiba-tiba saja berdiri. Sambil tersenyum. Ah, bayangkan saja dua orang pria ganteng, senyum manis –hanya padamu- ah, rasanya seperti…. Tapi kenapa ini, apa dari 15 menit yang lalu yang mereka lakukan hanya menungguku?

Tiba-tiba Hyunwoo menarikku duduk disebelahnya,  Donghae oppa menyambarnya dengan menyajikan minuman untukku. Hyunwoo membalasnya dengan menyajikan cemilan, loh bukanya cemilan itu  memang milikku? Mereka lucu sekali meski aku semakin pusing dibuatnya.

Lama-lama melihatku terdiam. Menutup mata dan telingaku. Akhirnya membuat perbuatan mereka terhenti juga. Fiuh~

Kami duduk di meja makan. Aku duduk ditengah persis seperti wasit. Donghae oppa sebelah kananku, dan Hyunwoo sebelah kiriku.

“Ada apa sebenarnya antara kalian berdua?” tanyaku menyelidiki setelah 5 menit berlalu tanpa ada suara sama sekali.

“Kau kan tahu ji!” Jawab mereka hampir bersamaan.

“Ehm”

“Ji, tolong bilang sama dia. Aku minta maaf” Ucap hyunwoo

“Ji, bilang sama dia. Aku juga minta maaf” Susul Donghae oppa

Ish, bagian minta maaf sebelah mana yang bikin gengsi lebih besar daripada rasa bersalah mereka seperti saat ini.

“Ji, bilang sama dia aku gaakan maafin dia” Lanjut oppa.

“Okey! Kalau gitu Ji, tolong tanya sama dia untuk menceritakan sejelas-jelasnya apa yang bikin dia nginep di tempat kamu?”

“Jadi kamu cemburu? Oke akan aku ceritakan apa yang tadi malam kita lakukan..” Jawab Donghae oppa terdengar menggoda

Tunggu! Memang apa yang tadi malam kita lakukan? Kenapa mereka kaya anak kecil?

“STOPPPP!!!” Kataku menghentikan mereka berdua sebelum terjadi perkelahian. Tidak sadar karena kurang berhati-hati kakiku kehilangan keseimbangan dan membuatku hampir terjatuh.

Beruntunglah mereka berdua menyelamatkanku.

O ow, jantungku berdetak keras tanpa bisa dihentikan. Kuharap mereka tidak mendengarnya.

Tapi beruntung jugalah akibat kakiku yang terkilir ini, mereka jadi bahu-membahu menolongku.

Mereka saling membantu mebawakan es untuk mengompres, membalut kakiku yang terkilir, bahkan Donghae oppa yang kelihatanya sudah sering mengalami terkilir –mungkin karena kegiatan menarinya- tanpa segan segan memijat kakiku.

End of Jihyun POV

~ ~ ~

Hyun Woo POV

Entah sejak kapan tepatnya, aku bahkan sudah memanggil donghae dengan sebutan hyung lagi.

Aku juga sudah tidak ingat kapan kami menaiki bis bersama seperti ini.  Bagiku, dilihat dalam jarak sedekat apapun, hyung ini sangat keren. Apalagi sekarang, aku hanya berani mencuri-curi pandang kearahnya sesekali tanpa bicara sepatah katapun.

Persis seperti beberapa tahun lalu.

End of Hyun Woo POV

~ ~ ~

Keluarga Lee.

Begitulah papan nama rumah mereka. “Aku pulang” kata Hyunwoo terdengar bersemangat. Sayang sekali tak ada jawaban dari rumah.

Rumah kembali hanya diisi angin sepi.

Berkebalikan dengan Hyunwoo yang terlihat aga kecewa, Donghae sendiri kelihatan lega. Dia memang lebih menyukai suasana rumah yang ditinggal seperti ini. Hanya satu minggu dalam sebulan biasanya orangtuanya dirumah, itupun hanya diisi dengan omelan dan kritikan yang mengisi telinga.

Dia memang ingin minta maaf atas perilaku buruknya kemarin, tapi tetap dia lebih menyukai keadaan rumah seperti ini. Terlanjur terbiasa.

~ ~ ~

Nam Ji Hyun POV

Handphone ku belum juga menandakan ada pesan dari hyunwoo atau donghae oppa. Apa mungkin hari ini tidak ada latihan?

Bukankah hyunwoo bilang jumat kita akan tampil…. Mana mungkin kesempatan ini berlalu begitu saja. Bukankah setiap harinya jadi semakin berharga semenjak waktu untuk tampil tinggal 4 hari lagi.

“Ji, Kau dipanggil ka Dara” Kata Sooyong sambil menunjuk ke arah pintu kelas membuatku mengalihkan pandangan dari handphone yang semenjak tadi kulihat.

“Maafkan aku”  kata ka Dara tiba-tiba.

“Apa yang harus aku maafkan?” tanyaku sungguh-sungguh. Aku jelas tahu kemarin dia marah begitu hebatnya. Aku rasa wajar. Mengingat apa yang dia katakana memang benar, dan bagaimana hubungan Dara Sunbae dan Donghae oppa.

Aku juga merasakanya kemarin. Oh, apa mungkin dia minta maaf soal kemarin? Pupil mataku seketika membesar.

“Yasudahlah kalau kau tidak merasa aku bersalah. Pulang sekolah jangan lupa ya Auditorium. Bye~” Katanya ringan.

Darabae  ini, sepertinya punya kepribadian yang aneh…

End of Nam Ji Hyun POV

~ ~ ~

Sandara POV

Tak kuduga hari ini benar akan terjadi.

Debut pertama-ku kami di TV!!!! Aku sangat exicited rasanya seperti mau meledak

“Dara,  kurasa warna bibirmu yang sekarang jadi tak sesuai dengan konsep kita. Tidakkah merah itu terlalu cerah?” Tanya Donghae. “ehe” Saking semangatnya aku malah salah mengusapkan pewarna bibir seperti ini,  ia ia akan aku hapus ko riasan ini.

Tiba-tiba handphone di saku ku bergetar. Segera mungkin aku mengangkat telphon itu.

“Yoboseo?” Sambil melangkah keluar dari ruang persiapan itu menuju tempat yang lebih privat.

“Ia, baiklah. Kami, sebentar lagi om. Terimakasih om”

“Ada apa Dara-bae?” Tanya hyunwoo yang tahu-tahu ada di belakangku, membuatku kaget setengah mati.

“Kita diminta bersiap-siap sekarang. Yu kebelakang panggung” Kataku setengah berbohong. Tenang saja anak ini tidak akan sadar aku bohongi, aku kan pandai berbohong. Hahaha

~skip time~

Kita sambut ini dia, “Peserta No.4. The Strings!” aba-aba dari MC yang di bernama Leeteuk  itu. Tepuk tangan meriah dari penonton membuat detak jantung ku berdetak kencang. Kami bersiap di posisi masing-masing.

Sekilas ku dengar “Hyung! Fighting!” anak itu…

End of Sandara POV

*1,2,3, go*

Lampu mendadak mati,

Tak lama terdengar gesekan biola, memainkan melodi menyayat hati. Baca lebih lengkap disini.

Jihyun POV

Aku tak lagi melihat kanan kiri, menunggu aba-aba atau kode dari Hyunwoo atau yang lainya seperti yang sudah dijanjikan. Yang kini aku rasakan adalah emosi bahagia. Apalagi ketika biolaku menemukan gesekan terahirnya, gemuruh musik kami digantikan tepuk tangan penonton. Membuat dadakau memuncah saking bahagia, membuat mataku berair merasakan puasnya arti kata kerja keras.

Terimakasih telah memberikanku kesempatan Donghae oppa.

Kami membungkukkan badan sambil menggenggam tangan satu sama lain seusai pertunjukkan.

Tepat saat akan melangkah keluar panggung, MC menahan kami.

Ia  meminta kami tidak pergi dulu dari panggung. MC bertanya mengenai hubungan kami semua. Au? Entahlah aku hanya seseorang yang diberi kesempatan.

Kami tidak memiliki hubungan persaudaraan maupun percintaan, setidaknya itu yang semua orang tahu.

Sampai Hae-oppa menjawab,

“Kami semua berasal dari sekolah yang sama. Dan dia –menunjuk Hyunwoo yang mengenakan kemeja panjang merah dengan motif bunga dan celana putih- adalah adikku”

Membuatku menengadahkan kepala, saling bertukar tatap dan senyum dengan Dara-bae.

End of Jihyun POV

~~~

Donghae POV

“ Wooow. Kalian kompak sekali. Tidakkah kalian setuju?” Tanya MC Leeteuk  memancing gemuruh penonton.

“Sebenarnya hubungan antara kalian berempat itu apa?” Lanjutnya, “Apalagi kalian berdua –menunjuk kedua pria- terlihat mirip”

Aku rasa, ini saat yang tepat. Saatnya berdamai. Dia sudah menunjukkan gelagat berubah, itu membuatku merasa cukup. Sangat

“Kami semua berasal dari sekolah yang sama. Dan dia adalah adikku”

Tak ayal lagi, kalimatku membuat mereka kaget. Hyunwoo dan Jihyun mungkin karena keberanianku, Dara mungkin merasa dibodohi, dan kawan satu SMA ku (yang merangkap supporter)… entahlah aku tidak begitu yakin alasan mereka kaget.

Kulihat MC menganggukkan kepalanya. “Wow, jadi kalian keluarga musisi? Lalu apa keluarga kalian datang kesini?”

Aku mengalihkan pandangan kebangku penonton, berharap menemukan keajaiban. Lalu menggelengkan kepala lemah. Kurasakan disampingku Hyunwoo juga menggeleng.

“Bagaimana mungkin Appa menonton, dia tidak pernah setuju padaku” Pikirku.

“Kalau begitu, kita sambut ini dia Mr& Mrs. Leeeeeee~” Sambut MC begitu bersemangat.

Benarkah? Aku membalikkan tubuh.

Ya! Itu ayah! Ibu! Mereka disini, mendukungku. Mendukung kami semua.

Tangan dara mengepal ketengah, seperti aba-aba kami saat akan melakukan jargon. Aku, Hyunwoo, dan Jihyun tanpa dikomando berteriak lantang keudara “Because we are family!!!!!!” Aren’t we? Tanya Dara tiba-tiba pada ayahku, yang membuatkami tertawa. Memeluk satu sama lain.

Tepuk tangan penonton malam itu, mengiringi pelukan bahagia kami. Aku tak peduli lagi soal kemenangan.

Aku merasa sudah menang.

Memiliki Adik, Ayah, dan Ibu.

Kehidupan yang sempurna.

Oh, dan jangan lupakan Dara dan Jihyun! Because We –Dara, Donghae, Jihyun, Hyunwoo- Are Family!

=Fin=

.

.

.

“Soph, kau berhutang sesuatu padaku. Kau tidak ingat?”

“Hm?” kataku pura-pura lupa.

“Sophieeeeeeee”

“Ia ia, tenang kau masih akan muncul di epilog” Kataku sebelum kabur gadis ba-bar itu.


 

Terimakasih untuk semua readers yang bersedia meluangkan waktunya, membaca, mereview, me-like, memberi komentar, untuk ff geje chaptered pertamaku ini.

Sebelumnya, aku ga pernah nyangka bisa jadi sepanjang ini hehe. (7 chapter doang padahal, maklum amatir hehe)

Xoxo,

Sophie-ns

*BOW*

Leave a comment